MENGENAL RESIKO USAHA DI TAHUN 2013 DALAM PENGEMBANGAN BISNIS
Semakin berkembangnya sebuah usaha, maka semakin ketat pula persaingan yang akan dihadapi. Itu sudah lazim terjadi pada setiap usaha yang dibangun dari mulai membangun sampai berkembang hingga sukses namun di perjalanan sebuah usaha tersebut terkadang masalah terberat yang harus dihadapi salah satunya adalah masalah kompetitor. Inilah resiko usaha yang harus dihadapi. Bahkan seiring dengan perkembangannya juga diikuti dengan perubahan gaya manajemen, maka pada saat yang sama para pelaku usaha dihadapkan pada berbagai risiko.
Sebagian wirausahawan yang punya cukup keberanian dan kematangan berpikir resiko-resiko tersebut mungkin sudah dapat mengantisipasi dan dilalui dengan baik. Tapi, bagi sebagian wirausahawan, resiko yang harus dihadapi dalam mengembangan usahanya bisa jadi dirasakan lebih berat dan penuh ketidakpastian sehingga mereka lebih memilih untuk bertahan.
Secara gambaran umum terdapat dua risiko yang harus dihadapi oleh para pelaku usaha pada saat diberikan kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Kedua risiko tersebut yaitu:
1. Resiko secara nyata. Risiko Riil merupakan sebuah risiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa diantisipasi bahkan juga bisa dihindari. Yang termasuk dalam risiko ini yaitu:
- Hilangnya modal yang sudah ditanam maupun yang akan ditanamkan ke dalam perusahaan
- Hilangnya kesempatan untuk mendapat keuntungan, di waktu sekarang atau masa yang akan datang
- Hilangnya mata pencaharian dalam menutupi kebutuhan sehari-hari
- Hilangnya kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya karena ada pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis yang lebih profesional
2. Risiko secara psikologis. Risiko Psikologis merupakan risiko yang tak terlihat, tak bisa dihitung, namun bisa diantisipasi, tetapi belum tentu dapat dihindari. Diataranya adalah:
- Hilangnya reputasi (hilang harga diri, nama besar, citra, dll) dan risiko menanggung malu
- Hilangnya rasa percaya pada diri sendiri maupun pada orang lain
- Hilangnya perasaan “potent” atau mampu yang akan menyebabkan hilangnya rasa percaya diri
- Hilangnya jatidiri, terutama untuk mereka yang menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinya sendiri.
- Kehilangan motivasi untuk terus berjuang
Risiko-risiko riil tersebut, yang harus dihadapi oleh seorang wirausahawan seringkali terlewatkan dan tak dipertimbangkan secara mendalam yaitu risiko terakhir, yaitu kehilangan kendali/kekuasaan karena perubahan gaya bisnis keluarga ke gaya bisnis yang lebih profesional.Banyak para pelaku usaha yang menganggap hal ini bukan sebuah risiko yang harus dipertimbangkan dan tetap memaksakan untuk mempertahankan gaya bisnis lama ke dalam perusahaannya.
Namun pada kenyataannya, gaya ini seringkali tak bertahan lama dan mungkin akan membawa kerugian lain dan juga kehilangan kesempatan. Di satu sisi penerapan gaya bisnis tersebut justru membuat para profesional tidak bisa memberikan kemampuan terbaik yang ada pada diri mereka.
Dampak yang paling terasa dari pengabaian resiko tersebut yaitu perusahaan yang lamban berkembang dan sumberdaya yang ada menjadi tidak bekerja maksimal. Revenue perusahaan tetap tapi cost menjadi tinggi karena adanya investasi baru dan menyebabkan keuntungan menurun.