BENARKAH BUKAN BISNIS FRANCHISE YANG TUMBUH DI INDONESIA ?
Menilik keberadaannya pada saat ini bisnis franchise memang menjadi bagian dari solusi kebutuhan ekonomi yang dengan mudah dapat dijalankan oleh siapapun. Meski demikian, menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi UI Rhenald Kasali melihat dari sudut pandang yang berbeda, kecenderungan pertumbuhan, khususnya usaha mikro dan kecil yang dijalani oleh anak muda perkuliahan pada saat ini, lebih pada usaha jajanan warung dan camilan ketimbang industri franchice. Belaiau menyebutnya sebagai usaha “grobakchice”.
Beliau menuturkan “Jadi yang tumbuh bukannya bisnis franchise, melainkan grobakchise. Para sarjana di Indonesia yang berwirausaha hanya berorientasi pada camilan dan grobakchise,” tuturnya. Menurut Rhenald, bisnis modal kecil yang dijalani anak muda calon sarjana tersebut bisa berdampak pada usaha kecil yang dilakoni oleh kalangan bawah. Kalangan bawah justru harus bersaing pasar dengan para wirausaha muda dari kalangan orang berpendidikan.
Bukan melakukan inovasi tapi malah bertempur dan menjadi kompetitor bagi rakyat kecil. Nah ini semua karena kebanyakan pelaku bisnis franchise terlalu hanyut dengan usaha modal kecil, yang dalam masa krisis menjadi penyelamat ekonomi nasional.
Keadaan seperti sekarang ini di Indonesia, menurut Rhenald, justru berbeda dengan usaha anak muda yang dijalani pada masa 1980-an silam. Beliau memberikan contoh, tokoh Sukanto Tanoto yang pada tahun 1980-an sudah berani terjun dalam usaha pabrik bubur kertas. Dan pada tahun 1990-an, ada Sudarpo, seperti halnya Tanoto, sudah berani terjun dalam usaha perkapalan, dan Hasyim Ning yang memulai karirnya pada usaha dealer mobil.
Berbeda memang jika disandingkan pada saat ini, tahun 2010-an ke atas, kita hanya berani jualan dawet dan camilan. Oleh sebab itu, visi industri harus dibangun. Ke mana menteri perindustrian dalam mengembangkan bakat para pengusaha muda? Ke mana kredit-kredit untuk industry kecil? Ini saatnya dunia wirausaha di Indonesia direvitalisasi, diarahkan ke industri, khususnya energi terbaru, lingkungan, dan inovasi.
Rhenald Kasali juga menambahkan, anak muda tersebut jangan hanya bermental penumpang, tapi harus punya mental seperti halnya pengemudi. Pengemudi yang kreatif dan juga punya keberanian mengambil risiko dan punya pemikiran strategis.
Mereka juga harus bisa membangun jaringan dan khususnya memiliki mental sebagai pemenang, lanjut Rhenald. Baginya, lawan pemenang adalah mereka yang berhenti. Rhenald juga menambahkan bahwa, pemenang itu bukan mreka yang tidak pernah jatuh atau kalah, tapi yang tak pernah berhenti. Dan yang kalah adalah mereka yang berhenti.
“Lalu impiannya harus jadi pengusaha besar, yakni industri, bukan bertarung dengan rakyat kecil di kaki lima,” tutur Rhenald Kasali. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk membangun sebuah usaha perlu ide kreatif dan inovatif sehingga semua usaha dapat berjalan bersama-sama menguatkan perekonomian nasional. Dan dalam dunia bisnis franchise tidak untuk saling menjatuhkan lawan. Selamat berbisnis.