Jual Kamboja Kering Dan Basah

Pohon kamboja, khususnya kamboja berbunga putih (Plumeira alba), masih dipandang sebelah mata. Sebab, kebanyakan tanaman ini tumbuh di kuburan. Tidak jarang, orang menyebutnya sebagai bunga kuburan. Bunganya yang telah dikeringkan, lantas ditumbuk halus, banyak dipakai sebagai bahan baku wewangian, kosmetik, industri kerajinan dupa, spa, serta teh herbal. Untuk harga perkilo, kami tidak mematok harga paten dikarenakan harga yang tidak stabil dan berubah sewaktu-waktu. Jika anda berminat, silahkan hubungi kami atau jika anda ada di Banjarmasin, bisa datang langsung ke tempat kami.
Dikirim oleh : Kamboja Kering, banjarmasin, 081334232727 | Kunjungi Website

Dijual Rumah ada sarang Walet-Tulungagung

Dijual Rumah Murah ada sarang Walet lengkap Dengan Instalasi Speaker, lb 90m2 sarang walet 3x7m diatas ada kolam, rumah monyet untuk walet 2x2m. Harga 175juta tanpa perantara Bila ada yang berminat langsung hubungi kami
Dikirim oleh : Rumah Murah, Bangoan kedungwaru Tulungagung, 081351015777 | Kunjungi Website


  • Peluang Bisnis Perhiasan Sebagai
    Bisnis Utama Maupun Pelengkap Bisnis Anda
    Modal Terjangkau


    Caranya sangat mudah…
    Cukup GABUNG SEKARANG JUGA!!!

    perhiasan online

    SUDAH TERBUKTI!!!
    * Gratis Promosi Online

    TAHUKAH KAMU? KENAPA ORANG CINA DAN JEPANG MEMAKAN MENGGUNAKAN SUMPIT



    Pertanyaan pada judul tulisan ini bisa saja dibalik menjadi: mengapa kita makan tidak menggunakan sumpit?. Sumpit diibaratkan sebagai perpanjangan jari-jari tangan. Dari sudut pandang kita, makan dengan menggunakan sumpit sangatlah kurang ergonomis, oleh sebab itu dari kecil kita lebih terbiasa makan menggunakan tangan, sendok, garpu, dan pisau.

    Keuntungan yang didapatkan ketika makan menggunakan sumpit adalah bahwa setiap makanan yang akan dimakan dimasak dan disajikan dalam potongan-potongan kecil. Mungkin di sanalah letak jawabannya, makanan yang dimasak dalam potongan-potongan kecil akan lebih cepat matang dan tidak menghabiskan tenaga sebanyak jika kita memasak dan menyajikan makanan dalam ukuran yang lebih besar. Hal ini mempunyai nilai ekonomis yang besar untuk negara seperti China dan Jepang, karena di sana tidak memiliki cukup banyak kayu (kayu dahulu kala digunakan sebagai bahan bakar banyak keperluan rumah tangga, termasuk memasak).

    Tidak hanya itu, budaya makan menggunakan sumpit juga mempunyai latar belakang filosofis. Filsuf China yang terkenal, Confusius (551-479 SM) mengatakan bahwa makan dengan sumpit juga merupakan suatu pendidikan kebudayaan, karena garpu, sendok, dan pisau bisa digunakan juga sebagai senjata untuk berperang dan membunuh orang. Oleh sebab itu, garpu, sendok, dan pisau tidak pantas berada di atas meja makan.

    Umumnya terbuat dari bilah bambu sepanjang kira-kira 25 cm. Bagian ujung sumpit berbentuk lingkaran berdjameter sekitar 0,5 cm. Bentuk seperti ini dimaksudkan agar orang mudah menjepit makanan. Sumpit dikenal di Cina sekitar 5.000 tahun lalu, namun baru dimasyarakatkan sejak zaman dinasti Shang (1766 -1122 SM).

    Digunakannya sumpit bermula dari kebiasaan orang memasak di zaman dulu. Untuk mengaduk makanan yang diolah dalam sebuah kuali besar, mereka menggunakan ranting pohon yang bercabang dua. Lama-kelamaan, berhubung populasi penduduk ! makin meningkat, maka makanan itu dipotong kecil-kecil. Sebab, alat pemegang dan pengaduknya pun berupa bilah-bilah yang lebih kecil. Sumpit Cina disebut kuai-zi. Biasanya memiliki panjang 22 -26 cm dengan bangian atas berbentuk segiempat berujung tumpul. Sekitar tahun 500 sumpit digunakan secara luas di Cina, menyebar ke Vietnam, Korea, dan Jepang

    Cek Online Tagihan Listrik