NEGARA NEGARA BESAR YANG MEMBUBARKAN DIRI
Mesir yang terancam bubar membuat mata dunia terbelalak. Bagaimana tidak? Mesir telah menjadi negara berdaulat berpuluh-puluh tahun. Polemik bubarnya Negeri Sungai Nil lantaran terpecahnya kubu pro-Presiden Muhammad Mursi dan mereka yang kontra. Bukan hanya Mesir, Amerika Serikat pun pernah membuka wacana pecahnya negara bagian sebab krisis ekonomi dan Texas menjadi negara bagian pertama yang mengajukan merdeka. Kejadian negara bubar ternyata bukan kali ini saja. Permulaan abad-20 setidaknya ada lima negara pecah kongsi. Negara mana saja? Dilansir dari oddee.com, berikut ulasannya.
Uni Sovyet
Uni Sovyet sempat menjadi negara adidaya paling menakutkan di bumi. Berpaham komunis menjadikan sebagian besar Eropa Timur menganut paham yang sama. Uni Sovyet berdiri pada saat kekacauan setelah pecahnya imperial Rusia pasca Perang Dunia I. Prestasi negara ini paling besar mengalahkan fasis Nazi setelah banyak orang berpikir Adolf Hitler tidak bisa dihentikan sebab mampu memperbudak Eropa Timur selama empat dekade, menghasut perang dua negara Korea pada 1950, dan hampir ikut campur di perang terbuka Amerika Serikat dan Kuba pada 1962. Uni Sovyet runtuh pasca bersatunya Jerman Barat dan Timur pada 1989 diikuti hancurnya tembok Berlin. Lalu komunis mulai gagal di Eropa Timur dan Uni Sovyet pecah lebih dari 15 negara berdaulat, salah satunya Rusia.
Republik Uni Arab
Republik Uni Arab awalnya merupakan ide dari mantan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser untuk menggandeng negara-negara tetangga Negeri Sungai Nil menjadi kesatuan solid. Dia hendak menciptakan negara adidaya di Timur Tengah. Nasser yakin jarak bukanlah menjadi masalah meski ribuan kilometer. Negara ini akhirnya sempat berdiri selama 13 tahun. Ini semua demi kepentingan mengepung Israel. Niat Nasser akhirnya harus berakhir. Seiring meninggalnya pemimpin Mesir itu aliansi menjadi rapuh dan dengan cepat dibubarkan. Semua negara kembali menjadi satu berdaulat, termasuk Mesir dan Suriah.
Kekaisaran Austro-Hungaria
Banyak pihak kalah dalam Perang Dunia I namun tidak ada yang paling kehilangan secara material, ekonomi, dan paling pahit, bagian dari tanah-tanahnya. Kekaisaran Austro-Hungaria mengalami itu. Saat membubarkan diri, wilayah mereka menemukan jati diri dan berdaulat. Beberapa negara pernah bergabung yakni Austria, Hungaria, Italia, Polandia, hingga Rumania. Pecahnya mereka lantaran tidak memiliki identitas sebagai negara seperti bahasa, rumah bagi kelompok etnis akhirnya mengoyak semangat nasionalisme negara itu.
Jerman Timur
Jerman Timur beraliran komunis dan menjalin kerjasama dengan Uni Sovyet. Mereka bersekutu pada Perang Dunia II, setelah sebelumnya membangun tembok dikenal Tembok Berlin untuk memisahkan diri dari saudara sewilayah mereka, Jerman Barat. Tembok Berlin menjadi tonggak terputusnya dua wilayah yang juga memutuskan persaudaraan. Bahkan untuk menyeberang pun perlu bertaruh nyawa. Keruntuhan Tembok Berlin menandai berakhirnya komunisme di Jerman Timur sekaligus berpadunya kembali wilayah itu yang kini menjadi Jerman seutuhnya dan berdaulat.
Kekaisaran Ottoman
Salah satu negara kerajaan terbesar dalam sejarah yakni Kekaisaran Ottoman. Negara ini berdiri selama enam abad dan membentang mulai dari Maroko hingga Teluk Persia, Sudan hingga ke utara Hungaria. Pada November 1922 Kekaisaran Ottoman mulai mengalami kemunduran dan anti-klimaks menyebabkan terpecah dengan sendirinya. Ini berkaitan dengan Turki memenangkan perang.[merdeka]
Uni Sovyet
Uni Sovyet sempat menjadi negara adidaya paling menakutkan di bumi. Berpaham komunis menjadikan sebagian besar Eropa Timur menganut paham yang sama. Uni Sovyet berdiri pada saat kekacauan setelah pecahnya imperial Rusia pasca Perang Dunia I. Prestasi negara ini paling besar mengalahkan fasis Nazi setelah banyak orang berpikir Adolf Hitler tidak bisa dihentikan sebab mampu memperbudak Eropa Timur selama empat dekade, menghasut perang dua negara Korea pada 1950, dan hampir ikut campur di perang terbuka Amerika Serikat dan Kuba pada 1962. Uni Sovyet runtuh pasca bersatunya Jerman Barat dan Timur pada 1989 diikuti hancurnya tembok Berlin. Lalu komunis mulai gagal di Eropa Timur dan Uni Sovyet pecah lebih dari 15 negara berdaulat, salah satunya Rusia.
Republik Uni Arab
Republik Uni Arab awalnya merupakan ide dari mantan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser untuk menggandeng negara-negara tetangga Negeri Sungai Nil menjadi kesatuan solid. Dia hendak menciptakan negara adidaya di Timur Tengah. Nasser yakin jarak bukanlah menjadi masalah meski ribuan kilometer. Negara ini akhirnya sempat berdiri selama 13 tahun. Ini semua demi kepentingan mengepung Israel. Niat Nasser akhirnya harus berakhir. Seiring meninggalnya pemimpin Mesir itu aliansi menjadi rapuh dan dengan cepat dibubarkan. Semua negara kembali menjadi satu berdaulat, termasuk Mesir dan Suriah.
Kekaisaran Austro-Hungaria
Banyak pihak kalah dalam Perang Dunia I namun tidak ada yang paling kehilangan secara material, ekonomi, dan paling pahit, bagian dari tanah-tanahnya. Kekaisaran Austro-Hungaria mengalami itu. Saat membubarkan diri, wilayah mereka menemukan jati diri dan berdaulat. Beberapa negara pernah bergabung yakni Austria, Hungaria, Italia, Polandia, hingga Rumania. Pecahnya mereka lantaran tidak memiliki identitas sebagai negara seperti bahasa, rumah bagi kelompok etnis akhirnya mengoyak semangat nasionalisme negara itu.
Jerman Timur
Jerman Timur beraliran komunis dan menjalin kerjasama dengan Uni Sovyet. Mereka bersekutu pada Perang Dunia II, setelah sebelumnya membangun tembok dikenal Tembok Berlin untuk memisahkan diri dari saudara sewilayah mereka, Jerman Barat. Tembok Berlin menjadi tonggak terputusnya dua wilayah yang juga memutuskan persaudaraan. Bahkan untuk menyeberang pun perlu bertaruh nyawa. Keruntuhan Tembok Berlin menandai berakhirnya komunisme di Jerman Timur sekaligus berpadunya kembali wilayah itu yang kini menjadi Jerman seutuhnya dan berdaulat.
Kekaisaran Ottoman
Salah satu negara kerajaan terbesar dalam sejarah yakni Kekaisaran Ottoman. Negara ini berdiri selama enam abad dan membentang mulai dari Maroko hingga Teluk Persia, Sudan hingga ke utara Hungaria. Pada November 1922 Kekaisaran Ottoman mulai mengalami kemunduran dan anti-klimaks menyebabkan terpecah dengan sendirinya. Ini berkaitan dengan Turki memenangkan perang.[merdeka]