7 NEGARA YANG MENGGRATISKAN BIAYA KESEHATAN WARGANYA
Biaya kesehatan yang harus kita keluarkan jika kita sakit sangatlah besar sehinga banyak masyarakat miskin tidak mampu untuk berobat kerumah sakit hal semacam ini perlu dibantu oleh pemerintah untuk meringankan biaya kesehatan bagi warganya Indonesia sendiri sudah mulai meringankan beban biaya masyarakatnya dengan memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu namun ini masih belum cukup alangkah baiknya sebuah negara bisa gratiskan seluruh biaya bagi kesehatan warganya nah berikut ini ada 7 negara yang gratiskan biyaya berobat bagi warga nya kamu ingin tahu negara apa aja itu simak berikut ini.
1. Kuba
Sistem pelayanan kesehatan di Kuba sangat dihormati di seluruh dunia dan dijadikan percontohan bagi negara dunia ketiga atau negara berkembang. Salah satu unggulannya adalah program dokter keluarga, yang ada di setiap kota kecil dan memberikan layanan gratis bagi keluarga-keluarga yang ada di sana.
Saat ini Kuba sanggup mendistribusikan 1 dokter untuk tiap 200 warga, jauh lebih ideal dibandingkan Amerika Serikat yang hanya 1 dokter untuk 400 warga. Kematian bayi paling rendah di Amarika Latin, begitu juga usia harapan hidupnya yang paling tinggi di wilayah tersebut.
2. Brazil
Dalam sistem pelayanan kesehatan nasionalnya, Brazil menggratiskan perawatan kesehatan dasar sedangkan rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ditunjuk akan menyediakan pelayanan dokter spesialis. Sekitar 80 persen penduduk Brazil menggunakan fasilitas milik pemerintah, sementara 20 persen yang paling kaya menggunakan layanan milik swasta.
Sejak 1990, Brazil juga memberikan universal acess terhadap obat-obat HIV-AIDS.
Sejak sistem baru dalam pelayanan kesehatan ditetapkan tahun 1998, Brazil sudah berhasil menurunkan angka kelahiran bayi baru lahir. Menurut jurnal The Lancet, angka harapan hidup juga meningkat 10,6 tahun.
3. Thailand
Hukum di Thailand mengharuskan pemerintah mengasuransikan seluruh warganya, tidak peduli sanggup membayar atau tidak. Komitmen ini dipakai oleh WHO sebagai contoh bahwa negara dengan penghasilan perkapita rendah atau sedang juga bisa mengasuransikan seluruh warganya.
Sistem asuransinya diperkenalkan tahun 2002 dengan nama “Skema 30 Bath”. Dalam skema ini, 14 juta jiwa yang sebelumnya tidak dijamin asuransi, kini tidak perlu lagi membayar ongkos berobat. Obat reset, biaya perawatan, kemoterapi, operasi dan layanan gawat darurat digratiskan.
Namun tantangan yang muncul kemudian adalah masa tunggu yang jadi makin lama karena jumlah pasien makin banyak. Selain itu, jumlah sarana kesehatan juga yang akan melayaninya masih terbatas.
4. Korea Selatan
Sejak tahun 1977, Korea Selatan mengharuskan pemerintah memberikan asuransi kesehatan pada buruh. Sistem ini kemudian diperluas tahun 1989 menjadi universal coverage.
Pemerintah menggabungkan lebih dari 300 asuransi individual menjadi satu sistem pendanaan nasional.
Program ini sukses menggerakkan sumber daya untuk pelayanan kesehatan dan secara cepat memperluas ketercakupan warga. Secara efektif program ini juga mampu menarik sumber daya milik pemerintah maupun swasta untuk membeli layanan kesehatan bagi seluruh populasi.
5. Maldova
Salah satu negara di Eropa Timur ini memulai asuransi wajib pada tahun 2004, dengan tujuan memberi layanan kesehatan dasar bagi seluruh warganya.
Warga Maldova yang punya pekerjaan menyumbang sebagian dari penghasilannya melalui potongan gaji, sedangkan yang tidak bekerja akan diasuransikan oleh pemerintah.
Perusahaan asuransi kesehatan nasional di negara ini menjadi pembeli tunggal atas berbagai layanan kesehatan, serta menjadi penyelenggara layanan gawat darurat, layanan kesehatan primer dan sekunder.
6. Kuwait
Menurut WHO, layanan kesehatan di Kuwait bisa disejajarkan dengan rata-rata negara di Eropa.
Negara ini mulai membangun sistem layanan kesehatan dengan kekayaan yang didapatnya dari minyak. Tahun 1950, pemerintah menerapkan layanan kesehatan yang gratis dan komprehensif. HAsilnya, tingkat kematian bayi baru lahir maupun pada populasi umum makin menurun.
Saat ini, Kuwait menghadapi masalah dengan makin banyaknya warga lanjut usia. Selain itu, berbagai komplikasi terkait epidemi diabetes, sakit jantung menempati permintaan tertinggi di pusat-pusat layanan kesehatan.
7. China
Perombakan sistem pelayanan kesehatan dilakukan China tahun 2009, untuk menghadirkan layanan kesehatan dasar yang aman dan terjangkau oleh semua warga. Tantangan yang tidak mudah bagi negara berpenduduk 1,3 miliar seperti China, namun terbukti negara ini mampu menaikkan usia harapan hidup dan menurunkan angka kematian bayi baru lahir.
1. Kuba
Sistem pelayanan kesehatan di Kuba sangat dihormati di seluruh dunia dan dijadikan percontohan bagi negara dunia ketiga atau negara berkembang. Salah satu unggulannya adalah program dokter keluarga, yang ada di setiap kota kecil dan memberikan layanan gratis bagi keluarga-keluarga yang ada di sana.
Saat ini Kuba sanggup mendistribusikan 1 dokter untuk tiap 200 warga, jauh lebih ideal dibandingkan Amerika Serikat yang hanya 1 dokter untuk 400 warga. Kematian bayi paling rendah di Amarika Latin, begitu juga usia harapan hidupnya yang paling tinggi di wilayah tersebut.
2. Brazil
Dalam sistem pelayanan kesehatan nasionalnya, Brazil menggratiskan perawatan kesehatan dasar sedangkan rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ditunjuk akan menyediakan pelayanan dokter spesialis. Sekitar 80 persen penduduk Brazil menggunakan fasilitas milik pemerintah, sementara 20 persen yang paling kaya menggunakan layanan milik swasta.
Sejak 1990, Brazil juga memberikan universal acess terhadap obat-obat HIV-AIDS.
Sejak sistem baru dalam pelayanan kesehatan ditetapkan tahun 1998, Brazil sudah berhasil menurunkan angka kelahiran bayi baru lahir. Menurut jurnal The Lancet, angka harapan hidup juga meningkat 10,6 tahun.
3. Thailand
Hukum di Thailand mengharuskan pemerintah mengasuransikan seluruh warganya, tidak peduli sanggup membayar atau tidak. Komitmen ini dipakai oleh WHO sebagai contoh bahwa negara dengan penghasilan perkapita rendah atau sedang juga bisa mengasuransikan seluruh warganya.
Sistem asuransinya diperkenalkan tahun 2002 dengan nama “Skema 30 Bath”. Dalam skema ini, 14 juta jiwa yang sebelumnya tidak dijamin asuransi, kini tidak perlu lagi membayar ongkos berobat. Obat reset, biaya perawatan, kemoterapi, operasi dan layanan gawat darurat digratiskan.
Namun tantangan yang muncul kemudian adalah masa tunggu yang jadi makin lama karena jumlah pasien makin banyak. Selain itu, jumlah sarana kesehatan juga yang akan melayaninya masih terbatas.
4. Korea Selatan
Sejak tahun 1977, Korea Selatan mengharuskan pemerintah memberikan asuransi kesehatan pada buruh. Sistem ini kemudian diperluas tahun 1989 menjadi universal coverage.
Pemerintah menggabungkan lebih dari 300 asuransi individual menjadi satu sistem pendanaan nasional.
Program ini sukses menggerakkan sumber daya untuk pelayanan kesehatan dan secara cepat memperluas ketercakupan warga. Secara efektif program ini juga mampu menarik sumber daya milik pemerintah maupun swasta untuk membeli layanan kesehatan bagi seluruh populasi.
5. Maldova
Salah satu negara di Eropa Timur ini memulai asuransi wajib pada tahun 2004, dengan tujuan memberi layanan kesehatan dasar bagi seluruh warganya.
Warga Maldova yang punya pekerjaan menyumbang sebagian dari penghasilannya melalui potongan gaji, sedangkan yang tidak bekerja akan diasuransikan oleh pemerintah.
Perusahaan asuransi kesehatan nasional di negara ini menjadi pembeli tunggal atas berbagai layanan kesehatan, serta menjadi penyelenggara layanan gawat darurat, layanan kesehatan primer dan sekunder.
6. Kuwait
Menurut WHO, layanan kesehatan di Kuwait bisa disejajarkan dengan rata-rata negara di Eropa.
Negara ini mulai membangun sistem layanan kesehatan dengan kekayaan yang didapatnya dari minyak. Tahun 1950, pemerintah menerapkan layanan kesehatan yang gratis dan komprehensif. HAsilnya, tingkat kematian bayi baru lahir maupun pada populasi umum makin menurun.
Saat ini, Kuwait menghadapi masalah dengan makin banyaknya warga lanjut usia. Selain itu, berbagai komplikasi terkait epidemi diabetes, sakit jantung menempati permintaan tertinggi di pusat-pusat layanan kesehatan.
7. China
Perombakan sistem pelayanan kesehatan dilakukan China tahun 2009, untuk menghadirkan layanan kesehatan dasar yang aman dan terjangkau oleh semua warga. Tantangan yang tidak mudah bagi negara berpenduduk 1,3 miliar seperti China, namun terbukti negara ini mampu menaikkan usia harapan hidup dan menurunkan angka kematian bayi baru lahir.